Sabtu, 21 Januari 2017

RINDU YANG TERLARANG



Tak ada pandangan pertama yang membuahkan cinta didalam kamus asmaraku. Kasmaran muncul seiring waktu berjalan dan pertemuan yang teramat sering. Tumbuhnya pohon rasa dan mengakarnya cinta didada tidak begitu saja muncul tanpa perhitungan yang matang. rasaku ini membutuhkan begitu banyak proses dan kerja keras. Hampir hampir semua waktuku terkuras habis memikirkannya.         

Aku adalah seorang manusia yg mendambakan cinta dari manusia yg lain. Ku tahu bahwa aku terlahir karena adanya cinta yang terjalin dari dua orang manusia yang saling mengucapkan janji setia sehidup semati. Bukan ku mencoba berpaling dari cinta sang Illahi. karena menurutku cinta kepada sang Illahi adalah sebenar~benarnya cinta dan mencinta~Nya adalah suatu keharusan. Namun, cinta yang kurasakan adalah cinta kodrati seorang lelaki kepada wanita yang terpilih yang diyakini mampu memberikan ketenangan batin.
            Desi, kalau kau tahu tentang rasa ini, mungkinkah dirimu sudi meski hanya memikirkannya sejenak. 
            ***
Malam  menjadi saksi akan ketamakan hati yg memaksaku berhasrat untuk memilikimu. kesendirian mengajakku untuk mengingatmu, merindumu. Apalah daya raga tak mampu meraihmu dan jiwamu belum terikat jiwaku. hingga ku turuti rindu dan hanya bermain dengan angan. andai saja seperti ini dan itu. Ah, kau terlalu sombong menolak cintaku. mata hatimu masih belum terbuka lebar, mengapa mulutmu berbicara. setidaknya berikan hak otakmu untuk berfikir. namun, semenitpun tidak kau berikan. 
***
Terasa gaduh dibenakku seolah-olah semua berbicara. ingin ku senyapkan dengan hembusan nafas panjang dan ku hapus semua ingatan tentangmu namun ku takut air mataku membasahi pipi, ku takut menangis karna tangisanku tak kan berarti untukmu. Berhentilah wahai rindu! lepaskan tanganku! cukuplah sampai disini! hatiku tidak mau berjalan sejauh angan melangkah. cukup! aku lelah. tinggalkan aku sendiri! biarkan semuanya kembali pada titik awal dan akan ku lewati jalan ikhlas dan sabar. tulang rusukku takan pernah tertukar. akan terasa indah pada waktunya.

Oleh: Tarpidin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar